Perempuan banyak melakukan implan (tambalan) payudara untuk dapat memperbaiki bentuknya. Namun risiko bocor tetap ada, yang jika terjadi bukan hanya mengganggu bentuk payudara tapi juga merusak sistem kekebalan tubuh.
Jenis implan yang paling berbahaya jika mengalami kebocoran adalah gel silokon. Karena faktor keamanan, implan silikon sempat dilarang oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, Food Drug Administration (FDA) pada tahun 1992.
Alasan pelarangan ketika itu adalah data yang menunjukkan 0,2-1,1 persen silikon mengalami kebocoran saat ditanam di payudara. Itu baru yang dilaporkan oleh para perusahaan pembuat implan silikon, sedangkan angka sesungguhnya diyakini lebih besar lagi.
Penelitian lainnya menunjukkan 63,6 persen implan payudara mengalami kebocoran dalam rentang waktu 1 hingga 25 tahun sejak pemasangan. Menurut penelitian tersebut, risiko kebocoran akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
Ketika bocor, silikon bisa terserap ke pembuluh darah lalu terbawa dan menumpuk di jaringan lainnya. Sebagian besar penumpukan silikon terjadi di sekitar tulang iga, lengan atas, siku, hati dan yang paling berbahaya adalah di kelenjar getah bening.
Tumpukan silikon dapat menyumbat dan mengganggu fungsi kelenjar yang merupakan salah satu komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh tersebut. Akibatnya kemampuan tubuh untuk melawan kuman penyakit akan menurun, atau hilang sama sekali jika sumbatan itu memicu kerusakan permanen.
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh akibat kebocoran implan juga memicu berbagai penyakit kronis seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Terlebih, perempuan memang punya risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit tersebut.
Sejak saat itu jenis implan yang diizinkan adalah cairan saline, yang merupakan bahan sintetis berisi larutan garam. Hingga saat ini, jenis implan ini termasuk yang paling aman meski dirasa kurang nyaman jika dibandingkan silikon.
Seiring perkembangan teknologi, pelarangan implan silikon akhirnya dicabut sekitar tahun 1995. Berbagai penelitian klinis di masa itu menunjukkan teknologi implan silikon terbaru sudah lebih aman untuk digunakan pada manusia.
Namun kasus kebocoran tetap saja terjadi, salah satunya dialami perempuan asal Inggris, Tracey Stevens baru-baru ini. Perempuan berusia 45 tahun itu memasang implan silikon pada tahun 2000, untuk mengembalikan ukuran payudaranya yang mengecil dari C ke A sejak melahirkan.
Meski awalnya baik-baik saja, berbagai keluhan akhirnya muncul pada tahun 2005 termasuk nyeri sendi dan cepat letih. Setelah bertahun-tahun hidup dalam penderitaan tersebut, akhirnya ketahuan bahwa implan payudaranya bocor dan menyumbat kelenjar getah bening.
Usut punya usut, jenis implan yang ia gunakan adalah gel silikon buatan Poly Implant Prothese (PIP) yang terkenal murah. Meski murah, produk yang kini dilarang beredar di Prancis itu memiliki beberapa kekurangan sehingga tidak aman digunakan.
Kekurangan pertama adalah tidak memiliki lapisan untuk mencegah kebocoran, diduga untuk memangkas biaya produksi. Kekurangan berikutnya adalah jenis silikon yang digunakan tidak sesuai standar, karena jenisnya sama seperti yang digunakan pada karpet.(up/ir)
Sumber: detik.com
Jenis implan yang paling berbahaya jika mengalami kebocoran adalah gel silokon. Karena faktor keamanan, implan silikon sempat dilarang oleh badan pengawas obat dan makanan Amerika Serikat, Food Drug Administration (FDA) pada tahun 1992.
Alasan pelarangan ketika itu adalah data yang menunjukkan 0,2-1,1 persen silikon mengalami kebocoran saat ditanam di payudara. Itu baru yang dilaporkan oleh para perusahaan pembuat implan silikon, sedangkan angka sesungguhnya diyakini lebih besar lagi.
Penelitian lainnya menunjukkan 63,6 persen implan payudara mengalami kebocoran dalam rentang waktu 1 hingga 25 tahun sejak pemasangan. Menurut penelitian tersebut, risiko kebocoran akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
Ketika bocor, silikon bisa terserap ke pembuluh darah lalu terbawa dan menumpuk di jaringan lainnya. Sebagian besar penumpukan silikon terjadi di sekitar tulang iga, lengan atas, siku, hati dan yang paling berbahaya adalah di kelenjar getah bening.
Tumpukan silikon dapat menyumbat dan mengganggu fungsi kelenjar yang merupakan salah satu komponen penting dalam sistem kekebalan tubuh tersebut. Akibatnya kemampuan tubuh untuk melawan kuman penyakit akan menurun, atau hilang sama sekali jika sumbatan itu memicu kerusakan permanen.
Gangguan pada sistem kekebalan tubuh akibat kebocoran implan juga memicu berbagai penyakit kronis seperti lupus dan rheumatoid arthritis. Terlebih, perempuan memang punya risiko lebih tinggi untuk mengidap penyakit tersebut.
Sejak saat itu jenis implan yang diizinkan adalah cairan saline, yang merupakan bahan sintetis berisi larutan garam. Hingga saat ini, jenis implan ini termasuk yang paling aman meski dirasa kurang nyaman jika dibandingkan silikon.
Seiring perkembangan teknologi, pelarangan implan silikon akhirnya dicabut sekitar tahun 1995. Berbagai penelitian klinis di masa itu menunjukkan teknologi implan silikon terbaru sudah lebih aman untuk digunakan pada manusia.
Namun kasus kebocoran tetap saja terjadi, salah satunya dialami perempuan asal Inggris, Tracey Stevens baru-baru ini. Perempuan berusia 45 tahun itu memasang implan silikon pada tahun 2000, untuk mengembalikan ukuran payudaranya yang mengecil dari C ke A sejak melahirkan.
Meski awalnya baik-baik saja, berbagai keluhan akhirnya muncul pada tahun 2005 termasuk nyeri sendi dan cepat letih. Setelah bertahun-tahun hidup dalam penderitaan tersebut, akhirnya ketahuan bahwa implan payudaranya bocor dan menyumbat kelenjar getah bening.
Usut punya usut, jenis implan yang ia gunakan adalah gel silikon buatan Poly Implant Prothese (PIP) yang terkenal murah. Meski murah, produk yang kini dilarang beredar di Prancis itu memiliki beberapa kekurangan sehingga tidak aman digunakan.
Kekurangan pertama adalah tidak memiliki lapisan untuk mencegah kebocoran, diduga untuk memangkas biaya produksi. Kekurangan berikutnya adalah jenis silikon yang digunakan tidak sesuai standar, karena jenisnya sama seperti yang digunakan pada karpet.(up/ir)
Sumber: detik.com